Unsurtani.com – Aquakultur sebagaimana kegiatan budidaya pada umumnya sangat menekankan prisip “bebas penyakit” didalam pelaksanaannya. Prinsip ini sangat tepat (relevan) bagi budidaya udang, mengingat dewasa ini berbagai jenis penyakit yang menyerang udang masih sangat sulit untuk diberantas, baik karena kecepatan penyerangannya, maupun tingkat keparahannya.
Metoda pengobatan udang sakit yang dipraktekan sekarang masih belum dapat menjamin efektivitas 100% karena pendekatan pengobatan kelompol dan bukan individu eperti umum dilakukan pada hewan seperti ayam, sapi, kambing dan domba. Kelemahan lainnya adalah keterlambatan pengobatan karena udang yang dipelihara berada dalam air, sehingga sukar diamati dengan cepat.
Pengobatan baru dapat dilaksanakan apabila udang sudah sakit parah. Jenis obat-obatan yang digunakan masih berupa obat-obatan yang dirancang untuk hewan, sehingga aplikasinya di lingkungan perairan masih sulit menjamin efektivitasnya. Sebagai tindakan antisipasi sebelum penyakit timbul, kegiatan budidaya udang dianjurkan untuk dilakukan cara-cara bertambak udang yang sehat diantaranya dengan menerapkan manajemen pakan.
Pengelolaan Pakan
Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya udang, bukan saja karena merupakan biaya pengeluaran pakan terbesar (55-60% dari total biaya produksi), melainkan juga sangat berpengaruh terhadap mutu air tambak dan lingkungan sekitarnya. Di dalamnya termasuk memilih merk pakan yang akan dipergunakan, pengadaan, penyimpanan dan prosedur pemberiannya kepada udang pada waktu yang tepat dan takaran yang benar.
Merk pakan yang dipilih hendaknya yang telah memiliki nama baik, jangan tergiur oleh harganya yang murah. Tentang pengadaannya, faktor ketepatan waktu dan kesinambungan ketersediaan di tambak sangatlah penting bagi keberhasilan budidaya udang. Demikian pula faktor penyimpanan di tambak yang harus memenuhi syarat agar tidak berubah mutunya.
Dalam pemberian pakan, faktor yang sangat penting diperhatikan adalah takaran, waktu, dan respon udang. Takaran pakan yang diberikan kepada udang relatif akan berkurang sejalan dengan besarnya udang. Selama bulan pertama takaran awal yang diberikan ditetapkan sebanyak 1 kg per 100.000 ekor benur (ukuran PL. 15-20) yang kemudian ditambah 100-200 gr/minggu (Tabel 1), sesuai dengan perkiraan udang yang hidup (sintasan).
Pemberian paka pada tahap awal dapt dilakukan dengan menggunakan hapa untuk selama minggu pertama dan selanjutnya dengan mengamatinya di anco. Hapa yang digunakan berukuran 10 meter persegi, dipasang 5-6 meter dari pematang dan ditebari 100 ekor benur/m2. Untuk memperkirakan tingkat kehidupan (sintasannya), dapat dipergunakan anco berukuran 1 meter persegi yang ditempatkan dalam hapa. Biasanya benur akan datang ke anco 3-4 hari setelah penebaran. Jumlah benur yang terdapat dalam anco akan memberikan gambaran tentang tingkat sintasannya.
Tabel 1. Jumlah pakan yang diberikan pada setiap tahapab perkembangan larva
Stadia larva | Peningkatan pakan/hari 100.000 udang | Perkiraan sintasan |
---|---|---|
PL 20 – 27 | 100 – 200 g | 100% |
PL 28 – 35 | 200 – 300 g | 80% |
PL 36 – 42 | 300 400 g | 70% |
PL 43 – 49 | 500 g | 60% atau disesuaikan dengan data sampling |
Setelah 2 minggu estimasi tingkat sintasan benur dapat langsung dilakukan diluar hapa dengan menghitung jumlah udang yang berada dalam anco 2 jam setelah waktu penebaran pakan. Pengamatan tersebut dilakukan dalam seluruh anco yang terpasang di petak tambak selama dua hari berturut-turut. Prosedur estimasi disajikan dalam Tabel 1.
Anco yang digunakan berbentuk bujur sangkar berukuran 80×80 cm, dan jumlahnya tergantung luas tambak (Tabel 2). Banyaknya pakan yang ditempatkan dalam anco adalah seberat 0,5-1,0% bobot badan per anco (Tabel 3). Hasil estimasi dipergunakan untuk menghitung jumlah pakan yang harus diberikan khususnya setelah 1 bulan pemeliharaan. Pada saat itu benur yang ditebar sudah berukuran rata-rata 2-3 gram.
Tabel 2. Jumlah anco yang dibutuhkan berdasarkan luas tambak
Ukuran Tambak | Jumlah Anco |
---|---|
0,5 | 4 |
0,6 – 0,7 | 5 |
0,8 – 1,0 | 6 |
2 | 10 – 12 |
Takaran awal pakannya adalah sebesar 6,5% bobot badan dan akan diturunkan secara bertahap sehingga pada saat udang ukuran panen 30 gram, bobot pakan yang harus diberikan tinggal 2,5-3% bobot badan. Dalam prakteknya bobot pakan yang diberikan dapat dikurangi atau ditambah dan perkiraan bobot badan tersebut diatas disesuaikan dengan nafsu makan udang yang biasanya dipengaruhi oleh mutu dan suhu air, kondisi dasar tambak yang reduktif, keadaan udang sedang berganti kulit dan serangan penyakit.
Tabel 3. Jumlah pakan yang diberikan pada anco untuk menduga jumlah pakan yang diberikan
Bobot udang rata-rata (gr) | Pemberian pakan (% bobot udang) | Pakan dalam anco (% dari total anco) | Waktu antara pemberian pakan dan pengamatan (jam) |
---|---|---|---|
2 | 6 – 6.5 | 2 | 3 |
5 | 5.5 | 2.4 | 2.5 |
10 | 4.5 | 2.8 | 2.5 |
15 | 4.5 | 3.0 | 2 |
20 | 3.8 | 3.3 | 2 |
25 | 3.5 | 3.6 | 1.5 |
30 | 3.2 | 4 | 1 |
35 | 2.8 | 4.2 | 1 |
Untuk Pakan Udang Murah Berkualitas
Pakan Udang Saga58
deltaagroorganik.com