Unsurtani.com – Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten (vitamin A) yang tinggi.
Sedangkan ubi jalar yang daging umbinya berwarna ungu, banyak mengandung antosianin yang merupakan antioksidan, bermanfaat bagi kesehatan sebagai pencegah kanker, dan mengikat radikel bebas di dalam tubuh.
Ubi jalar tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan tetapi juga sebagai bahan baku industri dan pakan ternak.
Saat ini produktivitas yang dicapai petani sekitar 10 ton/ha, padahal dengan teknologi yang tepat, varietas unggul ubi jalar dapat menghasilkan lebih dari 30 ton umbi basah/ha.
1. Varietas dan Stek
- Varietas-varietas unggul yang telah dilepas selain mempunyai produktivitas tinggi, juga mempunyai sifat agak tahan terhadap hama boleng (Cylas formicarius) dan penyakit kudis (Sphaceloma batatas).
- Untuk menjaga potensi hasil, stek yang ditanam harus berkualitas.
- Stek pucuk diambil dari tanaman ubi jalar yang tumbuh sehat, normal, dan sudah berumur dua bulan atau lebih.
- Potong stek pucuk sepanjang 20-25 cm, menggunakan pisau tajam, dan dilakukan pada pagi hari. Buang sebagian daundaunnya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan.
- Jika penanaman tidak selesai dalam sehari, ikat tiap 100 stek dalam satu ikatan, lalu simpan dengan tidak bertumpuk di tempat teduh selama 1-3 hari.
2. Penyiapan Lahan
- Tanah diolah dan dibuat guludan dengan lebar 40-60 cm dan tinggi 30-40 cm. Jarak antar puncak guludan 80 cm atau 100 cm.
- Pada tanah berat (berlempung) perlu ditambah 10 ton bahan organik/ha.
3. Penanaman

- Sebaiknya ubi jalar ditanam setelah padi yaitu pada akhir musim hujan hingga pertengahan musim kemarau.
- Stek pucuk ditanam tegak atau miring dengan 2-3 ruas terbenam ke dalam tanah atau guludan dengan jarak dalam baris 20-30 cm, populasi tanaman sekitar 33.000-50.000 tanaman/ha.
- Ubi jalar dapat pula ditanam dalam sistem tumpangsari dengan tingkat naungan tidak lebih 30%.
- Penyulaman stek yang mati dapat dilakukan pada umur 7-10 hari.
4. Pemupukan
- Takaran pupuk 100-200 kg Urea + 100 kg SP36 + 100 kg KCl per hektar. Sangat baik bila ditambahkan pupuk kandang yang diberikan bersamaan pembuatan guludan.
- 1/3 dosis Urea dan KCl serta seluruh SP36 diberikan pada satu minggu setelah tanam. Sedangkan sisanya, 2/3 Urea dan KCl diberikan pada saat tanaman berumur 1,5 bulan.
- Pupuk yang sudah diberikan sebaiknya ditutup dengan tanah.
5. Penyiangan Gulma dan Pembalikan Batang
- Penyiangan gulma dilakukan sebelum pemupukan kedua, atau selambat-lambatnya bersamaan dengan pemupukan kedua.
- Perbaikan gulud dan pembalikan batang perlu dilakukan untuk mencegah munculnya akar dari ruas batang.
- Untuk pertanaman di lahan sawah setelah padi, pemanfaatan jerami padi sebagai mulsa dapat menekan biaya, karena selain meringankan penyiangan gulma, dengan mulsa tidak perlu pembalikan batang.
- Pada lahan sawah penyiangan dilakukan pada umur 1 bulan bersamaan dengan turun gulud. Sedangkan naik gulud dilakukan pada umur dua bulan bersamaan dengan penyiangan dan pemberian pupuk susulan.
6. Pengairan
Pada musim kemarau, pengairan dilakukan setiap 2-3 minggu atau minimal tiga kali selama masa pertumbuhan. Pengairan yang cukup dapat menghindarkan tanaman ubijalar dari serangan hama boleng Cylas formicarius.